
Sebenarnya ungkapan”cinta” adalah sebuah statement yang tdk bisa dg mudahnya untuk di ungkapkan spt layaknya membalikkan tangan. Karena cinta harus.... muncul dari hati yang ikhlas,proporsional dan pasti butuh proses, bukan hanya didasari suatu keinginan untuk menunjukkan perasaan saja dengan membabi buta “ pokok’e cinta!”, atrau “pokok’e nembak!” apalagi yang bersifat sporadis! (hehe spt demo saja!).
Maksud cinta adalah sebuah komitment adl, bahwa cinta itu berasal dr rasa ikhlas yang menimbulkan implementasi2 positif untuk menjaga perasaan tsb dan bertanggung jawab. Misal, kecintaan kita pd Kholiq, dg rasa cinta pada Alloh dan dengan berbagai kadar menurut masing2 individu akan terlihat pd implementasinya pada kehidupan masing2 dgn menjalankan sgl perintah, anjuran dan larangan2 Alloh dengan ikhlas. Tapi klo perasaan cinta hny di bibir saja tanpa dirasakan dalam hati ya…gatahu lagi….. Contohnya dengan mudahnya mengatakan “aku cinta engkau ya ALloh” atau dengan kata-kata lain un tuk menunjukkan cinta kepada Nya. Maka patut diwaspadai karena itu juga timbul dari dorongan syaitan, klo kata ahli hikmah mereka itu termasuk orang yang lalai (mabuk tanpa minum!). Karena dengan mudahnya menyebut kata cinta untuk Allah.
Trus untuk Rosul pun juga demikian pula, perasaan cinta pada Rosul harus diiringi dengan komitmen menjalankan segala sunah 2beliau Sollollahu Allaihi Wassallam dari yang paling ringan seperti klo makan dan minum dg tangan kanan, termasuk juga mencintai para sahabat dan ahlul bait ………dan juga mencintai orang-orang pecinta rosul di muka bumi ini.
(Em…..melenceng sedikit!!)
Trus gmana kalo ada pendapat kalau ada orang yang mencintai rosul dengan berlebihan melebihi kecintaan pada Allah?...............dianggab syirik/musyrik&sesat?
Menurutku, itu adalah pendapat yang naif sekali (maaf!), toh kita mengenal Alloh jg lewat Rosul!
Sesunguhnya ada sebagian pula yang salah dalam memahami perkara yang sama antar 2 posisi (makhluk & Kholiq) karena mereka beranggapan bahwa menyamakan perkara-perkara yang sama tersebut ada suatu kesyirikan pada Allah.
Contohnya adalah tentang keistimewaan2 nabi yang salah diartikan, karena hanya diukur dari sudut pandang basyariah (manusia) sehingga untuk mengagungkan Rosul SAW di anggap berlebihan dan adapula yang menganggap klo mensifati keistimewaan2 beliau berarti telah mensifatinya dg sifat uluhiyah (ketuhanan).
Sangat naif!, karena Alloh bebas memberikan sesuatu pada yang dikehendakinNya, termasuk kemuliaan, meninggikan derajatnya dan menunjukkannya kepada orang lain, karena yang demikian itu tidak akan menghilangkan haq rububiyah dan sifat ketuhanan, karena sifat2 ketuhanan tsb tetap terjaga oleh kesesuaiannya dengan posisi AL-Haq yaitu Alloh SWT.
Sudah menjadi sifat klo makhluq adalah lemah, tidak berdaya, tidak memiliki kekuasaan pada dr nya untuk menolak bahaya, mendatangkan manfaat, menolak kematian serta tidak ada kemampuan untuk mendatangkan kehidupan dan kebangkitan. Dan betapa banyak hal/ perkara yg menjadi Haq Alloh, tetapi Alloh menganugerahkan pada Rosul SAW dan orang2 yang di kehendaki Alloh.
Ketika Alloh menganugerahkan perkara/ hal tsbt pd Nabi, sifat Alloh (perkara yang menjadi Haq Alloh tsb) tidak pula mengangkat nabi pd proses ketuhanan, contoh haq Alloh yang dianugerahkan adal, Syafa’at, ilmu keghaiban, Al-hidayah.
Kembali ke topik,
Apupun dlm hidup ini pasti butuh proses, pacaran saja butuh approach, misal kirim bunga, sms, dll bahkan akan memberikan apapun yang disukai orang yang kita cintai. Ga tahu klo dah jumpa pertama langsung jatuh cinta….(spt lirik lagu sj…..), coz selama ini masih belum prnh mengalaminya.:)
Memang fitrah manusia ingin mencintai dan dicintai (apalgi cewek…hehe), tapi meletakan cinta sesuai dengan porsinya itu yang utama. Memang sulit sih….
Trus gmn spy cinta kita di penuhi dengan komitment? Belajar dan belajar!,krn hidup harus di gunakan untuk belajar, so mari belajar bersama yuk…….?
Maksud cinta adalah sebuah komitment adl, bahwa cinta itu berasal dr rasa ikhlas yang menimbulkan implementasi2 positif untuk menjaga perasaan tsb dan bertanggung jawab. Misal, kecintaan kita pd Kholiq, dg rasa cinta pada Alloh dan dengan berbagai kadar menurut masing2 individu akan terlihat pd implementasinya pada kehidupan masing2 dgn menjalankan sgl perintah, anjuran dan larangan2 Alloh dengan ikhlas. Tapi klo perasaan cinta hny di bibir saja tanpa dirasakan dalam hati ya…gatahu lagi….. Contohnya dengan mudahnya mengatakan “aku cinta engkau ya ALloh” atau dengan kata-kata lain un tuk menunjukkan cinta kepada Nya. Maka patut diwaspadai karena itu juga timbul dari dorongan syaitan, klo kata ahli hikmah mereka itu termasuk orang yang lalai (mabuk tanpa minum!). Karena dengan mudahnya menyebut kata cinta untuk Allah.
Trus untuk Rosul pun juga demikian pula, perasaan cinta pada Rosul harus diiringi dengan komitmen menjalankan segala sunah 2beliau Sollollahu Allaihi Wassallam dari yang paling ringan seperti klo makan dan minum dg tangan kanan, termasuk juga mencintai para sahabat dan ahlul bait ………dan juga mencintai orang-orang pecinta rosul di muka bumi ini.
(Em…..melenceng sedikit!!)
Trus gmana kalo ada pendapat kalau ada orang yang mencintai rosul dengan berlebihan melebihi kecintaan pada Allah?...............dianggab syirik/musyrik&sesat?
Menurutku, itu adalah pendapat yang naif sekali (maaf!), toh kita mengenal Alloh jg lewat Rosul!
Sesunguhnya ada sebagian pula yang salah dalam memahami perkara yang sama antar 2 posisi (makhluk & Kholiq) karena mereka beranggapan bahwa menyamakan perkara-perkara yang sama tersebut ada suatu kesyirikan pada Allah.
Contohnya adalah tentang keistimewaan2 nabi yang salah diartikan, karena hanya diukur dari sudut pandang basyariah (manusia) sehingga untuk mengagungkan Rosul SAW di anggap berlebihan dan adapula yang menganggap klo mensifati keistimewaan2 beliau berarti telah mensifatinya dg sifat uluhiyah (ketuhanan).
Sangat naif!, karena Alloh bebas memberikan sesuatu pada yang dikehendakinNya, termasuk kemuliaan, meninggikan derajatnya dan menunjukkannya kepada orang lain, karena yang demikian itu tidak akan menghilangkan haq rububiyah dan sifat ketuhanan, karena sifat2 ketuhanan tsb tetap terjaga oleh kesesuaiannya dengan posisi AL-Haq yaitu Alloh SWT.
Sudah menjadi sifat klo makhluq adalah lemah, tidak berdaya, tidak memiliki kekuasaan pada dr nya untuk menolak bahaya, mendatangkan manfaat, menolak kematian serta tidak ada kemampuan untuk mendatangkan kehidupan dan kebangkitan. Dan betapa banyak hal/ perkara yg menjadi Haq Alloh, tetapi Alloh menganugerahkan pada Rosul SAW dan orang2 yang di kehendaki Alloh.
Ketika Alloh menganugerahkan perkara/ hal tsbt pd Nabi, sifat Alloh (perkara yang menjadi Haq Alloh tsb) tidak pula mengangkat nabi pd proses ketuhanan, contoh haq Alloh yang dianugerahkan adal, Syafa’at, ilmu keghaiban, Al-hidayah.
Kembali ke topik,
Apupun dlm hidup ini pasti butuh proses, pacaran saja butuh approach, misal kirim bunga, sms, dll bahkan akan memberikan apapun yang disukai orang yang kita cintai. Ga tahu klo dah jumpa pertama langsung jatuh cinta….(spt lirik lagu sj…..), coz selama ini masih belum prnh mengalaminya.:)
Memang fitrah manusia ingin mencintai dan dicintai (apalgi cewek…hehe), tapi meletakan cinta sesuai dengan porsinya itu yang utama. Memang sulit sih….
Trus gmn spy cinta kita di penuhi dengan komitment? Belajar dan belajar!,krn hidup harus di gunakan untuk belajar, so mari belajar bersama yuk…….?