Setengah dari tanda bahwa orang itu bersandar pada amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat karunia ALLoh ketika terjadi padanya suatu kesalahan / dosa.
Kalimat : La illaha illalloh...., tidak ada Tuhan selain Alloh, berarti tidak ada tempat untuk bersandar, berlidung, berharap kecuali Alloh, tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak kecuali Alloh.
Dhohirnya syari'at menyuruh beramal, sedang hakikatnya syari'ah melarang kita untuk beramal, usaha itu, supaya tetap bersandar pada karunia rahmat Alloh.
Kalimat : la haula wala quwwata illa billah... tidak ada daya intuk mengelakkan diri dari bahaya kesalahan, dan tidak ada kekeuatan unutk berbuat amal kebaikan kecuali dengan pertolongan Alloh dan karunia rahmat-NYA semata-mata.
Sedang bersandar pada amal usaha itu berarti lupa pada karunia Alloh yang memberi taufiq, hidayat kepadanya yang akhirnya akan muncul sifat sombong, merasa sempurna diri, sebagaimana iblis yang ketika diperintah sujud pada Adam.
Apabila kita dilarang untuk menyekutukan Alloh dengan berhala, batu, kayu, pohon, binatang dan
manusia, maka janganlah menyekutukan Alloh dengan kakuatan diri sendiri, seolah-olah sudah sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan Alloh, tanpa taufik, rahmat, hidayah, dan karunia Alloh.
Wallohu a'lam.
Kalimat : La illaha illalloh...., tidak ada Tuhan selain Alloh, berarti tidak ada tempat untuk bersandar, berlidung, berharap kecuali Alloh, tidak ada yang menghidupkan dan mematikan, tiada yang memberi dan menolak kecuali Alloh.
Dhohirnya syari'at menyuruh beramal, sedang hakikatnya syari'ah melarang kita untuk beramal, usaha itu, supaya tetap bersandar pada karunia rahmat Alloh.
Kalimat : la haula wala quwwata illa billah... tidak ada daya intuk mengelakkan diri dari bahaya kesalahan, dan tidak ada kekeuatan unutk berbuat amal kebaikan kecuali dengan pertolongan Alloh dan karunia rahmat-NYA semata-mata.
Sedang bersandar pada amal usaha itu berarti lupa pada karunia Alloh yang memberi taufiq, hidayat kepadanya yang akhirnya akan muncul sifat sombong, merasa sempurna diri, sebagaimana iblis yang ketika diperintah sujud pada Adam.
Apabila kita dilarang untuk menyekutukan Alloh dengan berhala, batu, kayu, pohon, binatang dan
manusia, maka janganlah menyekutukan Alloh dengan kakuatan diri sendiri, seolah-olah sudah sudah cukup kuat dapat berdiri sendiri tanpa pertolongan Alloh, tanpa taufik, rahmat, hidayah, dan karunia Alloh.
Wallohu a'lam.